1.18.2009

Yahudi dan Zionisme (bagian kedua)

Page copy protected against web site content infringement 

by Copyscape

Selamat malam teman-teman semuanya. Apa kabar...?? semoga sehat wal 'afiat.

Sebagaimana janji saya tadi, saya akan melanjutkan menuliskan kembali mengenai yahudi dan hubungannya dengan zionisme. Kita baca sama-sama yuk...

Zionisme dibawa ke dalam agenda dunia di akhir abad ke sembilan belas oleh Theodor Herzl (1860-1904), seorang wartawan Yahudi asal Austria. Baik Herzl maupun rekan-rekannya adalah orang-orang yang keyakinan agamanya sangat lemah, atau bahkan ga ada sama sekali.

Mereka melihat "keyahudian" sebagai nama ras, bukan sebuah masyarakat beriman. Mereka mengusulkan agar orang-orang Yahudi menjadi sebuah ras terpisah dari bangsa Eropa. Keterpisahan ini sangat penting artinya dalam rangka membangun tanah air mereka sendiri.

Mereka tidak mengandalkan pemikiran keagamaan dalam memutuskan di manakah tanah air mereka yang seharusnya. Theodor Herzl, suatu kali pernah memikirkan Uganda, yang dikenal sebagai Uganda Plan. Tapi sang Zionis itu kemudian memutuskan Palestina. Alasannya, Palestina dianggap sebagai "tanah air bersejarah bagi orang-orang Yahudi"
Sang Zionis melakukan upaya-upaya besar untuk mengajak orang-orang Yahudi lainnya menerima gagasan yang tak sesuai dengan ajaran agama mereka itu. Organisasi Zionis dunia melakukan upaya propaganda besar di hampir semua negara yang berpenduduk Yahudi, dan meniscayakan bahwa Yahudi tidak dapat hidup damai dengan bangsa-bangsa lain, karena mereka adalah ras yang terpisah. Itu sebabnya, mereka harus bergerak dan menduduki Palestina. Sebagian besar orang Yahudi mengabaikan himbauan ini.

Menurut negarawan Israel, Amnon Rubinstein : "Zionisme (dulu) adalah sebuah pengkhianatan atas tanah air mereka (Yahudi) dan sinagog para Rabbi"
Karena itu banyak orang-orang Yahudi mengkritik ideologi Zionisme. Rabbi Hirsch, salah satu pemimpin keagamaan terkemuka saat itu mengatakan, "Zionisme ingin menamai orang-orang Yahudi sebagai sebuah lembaga nasional, yang merupakan sebuah penyimpangan"

Taurat adalah sebuah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Musa. Allah berfirman : Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) (Al Qur'an, 5:44). Al Qur'an juga mengatakan bahwa Taurat kemudian akan dikotori oleh perkataan manusia.

Barangkali inilah yang terjadi saat ini, "Taurat yang menyimpang". Tapi, sebuah penelitian mengungkapkan adanya kebenaran yang terkandung dalam Kitab yang pernah diwahyukan itu, seperti keimanan kepada Allah, penghambaan diri kepada-Nya, bersyukur kepada-nya, takut kepada Allah, cinta kepada Allah, keadilan, kasih sayang, melawan kekejaman dan ketidakadilan, semuanya ditemukan di dalam Taurat dan kitab Perjanjian lama darinya.


Sekarang temen-temen bisa juga membaca artikel di blog ini lewat feed reader temen-temen, temen-temen klik aja
disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah mengunjungi halaman ini, semoga dapat bermanfa'at....jika teman-teman ingin belajar untuk menulis dan menerbitkan buku sendiri teman-teman bisa mendapatkan panduannya dari seorang penulis buku best seller dan pemilik mujahid press, silakan klik disini