2.20.2009

"surat" teguran di bulan Ramadhan

Page copy protected against web site content infringement 

by Copyscape
Sebenarnya, aku pribadi memiliki sebuah surat (peringatan) yang benar-benar aku hafal. Yakni,setiap kali aku melakukan suatu dosa, mobilku pasti mengalami kecelakaan atau rusak. Setelah melakukan dosa, aku selalu menantikan dan mengharapkan kecelakaan ini. Hal ini bukanlah sesuatu yang menyusahkan, karena Insyaa Allah baik.

Sebagian orang berbuat dosa, namun Allah tetap sayang dan berbuat baik kepada mereka. Akibatnya, mereka tidak henti-hentinya melakukan dosa. Parahnya lagi, mereka mengira bahwa dosa itu kecil. Mereka mengira bahwa jika dosa itu mengandung masalah, maka pastilah Allah akan menghisab dan menghuku mereka atas dosa itu, dan yang pasti, mereka masih selalu melakukan dosa.

Tapi, orang yang diperingatkan Allah dengan sebuah "surat" teguran atas dosa yang terjadi, maka hal ini berarti diriNya ingin mengatakan kepada kepadanya, "Berhentilah !"

Aku pribadi membuat sebuah aturan untuk diriku sendiri di bulan Ramadhan. Aku memohon kepada Allah semoga aku dapat kontinyu menjalankannya sampai ajal menjemput. Yaitu, menjada shalat 5 waktu dan menempati shaf terdepan dalam shalat jamaah pertama di samping kanan imam. Aku juga berusaha sekuat tenaga untuk selalu menjalankannya.

Pada suatu waktu, aku terbiasa melaksanakan shalat Ashar di sebuah klub olahraga, kemudian aku berolahraga sampai menjelang Maghrib kemudian berbuka di rumah. Suatu ketika, aku masuk klub ini. Aku mendengar suara imam di masjid membaca, 'Sami'allaahu liman hamidah.' Sayang, aku ketinggalan rakaat pertama.

Tapi tak masalah, kami akan mendapatkan jamaah pertama, Insyaa Allah. Tiba-tiba dalam benakku terlintas keinginan utnuk pergi menutup ruang permainan, karena aku akan tetap berjamaah walaupun ketinggalan takbirah al-ihram dan karena pada bulan Ramadhan tempat olahraga ini sangat penuh.

Benar saja, aku pergi ke tempat olahraga dan menjalankan tujuan. Ada seorang pemuda yang menemuiku. Pemuda ini mengatakan 1 kalimat saja, 'Hanya karena ini engkau tidak melaksanakan shalat?' Di tengah-tengah perbincangan ini, aku mendengar imam membaca salam mengakhiri shalat jamaah. Dari sini aku langsung teringat sebuah ungkapan indah dari salah seorang saleh...

"Bukanlah sebuah hal yang mengherankan jika ada seorang hamba yang tunduk dan merendahkan diri kepada tuannya. Tapi, sungguh aneh, bahkan sangat aneh jika ada raja yang begitu mencintai hambaNYA.' Allah-lah yang telah mengirimkan isyarat dan "surat-surat teguran" kepada kita agar kita memahaminya, agar kita kembali. Seakan-akan Allah berkata, "Hamba-Ku, kapan engkau akan kembali !"

Aku bersedih dan menyesal, jamaah pertama di bulan Ramadhan telah hilang! Bergegas aku berlari ke masjid. berlari sampai kaki keseleo. Akibatnya, selama 3 minggu aku tidak menggunakannya untuk berjalan. Aku tidak dapat berolahraga, bahkan tidak melakukan apapun. Inilah risalah Ramadhan ("surat" teguran di bulan Ramadhan) yang tulus

Sekarang temen-temen bisa juga membaca artikel di blog ini lewat feed reader temen-temen, temen-temen klik aja disini


2 komentar:

  1. wah mas, bagus infonya... saya jadi merasa kesentil juga.. hehe

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah....
    semoga bermanfaat

    ^_^

    BalasHapus

terima kasih sudah mengunjungi halaman ini, semoga dapat bermanfa'at....jika teman-teman ingin belajar untuk menulis dan menerbitkan buku sendiri teman-teman bisa mendapatkan panduannya dari seorang penulis buku best seller dan pemilik mujahid press, silakan klik disini