3.03.2009

Siapakah Teman Akrabmu ?

Page copy protected against web site content infringement 

by Copyscape
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabbarakaatuh....
apa kabar saudaraku semua...semoga kalian senantiasa dalam naungan berkah serta rahmat Allah 'Azza Wa Jalla. Amin Ya Rabbal Alamin...

Saudaraku, ketika membaca mengenai tulisan ini di buku "Ya Allah, Taburkan Cinta Pada Kami karya Akhi Amru Khalid (semoga berkah dan rahmat Allah atas beliau)" saya menjadi tertarik untuk membagikan tulisan ini kepada sahabatku semua yang mampir dan mengikuti perkembangan blog sederhana ini.

Tema ini seringkali membuat banyak orang tua bersedih hati dan terkadang juga dapat membinasakan generasi muda atau justru memberi petunjuk kepada mereka dan teman pergaulan mereka.

Apakah teman-temanmu itu teman yang buruk ataukah yang baik ? Teman yang menolongmu untuk taat kepada Allah ataukah teman yang menjauhkanmu dari Allah Swt ? Teman yang mampu menjaga pendidikan yang telah engkau peroleh di rumah ataukah tidak ?

Kebanyakan anak telah mendapatkan pendidikan yang baik dan keluarga mereka juga keluarga baik-baik dan terhormat, tapi kita tidak pernah tahu mengapa pemuda yang lahir dari keluarga baik-baik ini dapat melakukan perbuatan menyimpang seperti yang kini mereka lakukan ! Anehnya lagi, keluarga mereka sendiri merasa terkejut dan heran ketika mengetahui anak mereka melakukan perbuatan-perbuatan buruk tersebut, atau tiba-tiba dengan penuh kebingungan keluarganya akan menyerahkan anak ini kepada aparat kepolisian.

Akan tetapi, mereka tidak pernah mau memperhatikan siapa sebenarnya teman pergaulan anak mereka selama ini? Mereka tidak pernah memahami dengan seksama masalah ini, karena sebenarnya yang paling memungkinkan seseorang rusak adalah teman bergaulnya, tanpa dipungkiri bahwa yang paling berpotensi memberikan petunjuk kepada seseorang juga teman bergaulnya. Sebenarnya, ungkapan ini bukan ungkapan kami sendiri ataupun ungkapan yang baru mencuat di masyarakat saat ini.

Ungkapan itu adalah ungkapan Al-Quran dan Nabi Saw yang sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu. Bahkan, sudah muncul dari Nabi Musa ketika berkata, "Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku; Dan mudahkanlah urusanku. Lepaskanlah kekakuan dari lidah dan supaya mereka mengerti perkataanku. Dan jadikanlah seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami."(QS. Thaahaa[20]: 25-35)

Nabi Musa,Nabi Muhammad Saw, dan Nabi-Nabi lain dari kalangan Ulul Azmi seakan-akan tahu bahwa dirinya tidak akan sanggup untuk berdzikir dan beribadah, tapi mereka selalu membutuhkan orang yang menolongnya. Dalam sebuah ayat Allah berpesan kepada Nabi Saw, "Dan bersabarlah engkau bersama-sama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini. Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS.Al-Kahfi[18]:28).

Dalam Surat Al-Furqaan, Al-Quran memberikan contoh seorang figur manusia yang akan datang pada hari Kiamat sambil menggigit jari (menyesali perbuatannya)- bayangkan betapa ruginya orang ini. "Dan (Ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit 2 tangannya, seraya berkata, 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari Al-Quran ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.'"(QS. Al-Furqaan[25]:27-29).

Bukan hanya 1 tangan saja yang digigi, tapi kedua tangan. Bayangkan, betapa rugi dan ironis. Banyak anak muda yang mulai meniti jalan hidayah lalu datanglah seorang teman yang berhasil menghentikan langkah mereka jauh ke belakang, sangat jauh. Karena itu, Nabi Muhammad Saw bersabda, "Seseorang tergantung pada kualitas agam temannya, maka hendaklah setiap kalian memperhatikan dengan siapa dia berteman" (HR. Al-Tirmidzi, Imam Ahmad, dan Abu Daud dari Abu Hurairah).

Seorang teman sejati bukanlah orang yang terpaksa ada ditengah-tengah jalan hidupmu, melainkan orang yang engkau pilih sendiri dan engkau tahu bahwa orang itu cocok dengan pendidikanmu, sesuai dengan lingkunganmu, sejalan dengan moral dan akhlakmu, selaras dengan agamamu, dan searah dengan karaktermu.

Karena itu, Rasulullah Muhammad Saw bersabda, "Seseorang mengikuti ornag yang ia cintai." (HR. Bukhari dan Muslim, makna hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

Siapapun orang yang engkau cintai, dialah yang akan bersamamu pada hari Kiamat. Maka, tentukanlah pilihan untuk dirimu sendiri, bersama siapa engkau ingin datang pada hari Kiamat ? Aku mencintai Nabi Saw dan aku mencintai para sahabat. Aku mencintai orang-orang yang suci, terdidik, terhormat, dan beragama. Insyaa Allah, engkau pun akan datang pada hari Kiamat bersama mereka. Seseorang akan dikumpulkan dengan orang yang mereka cintai.


Sekarang temen-temen bisa juga membaca artikel di blog ini lewat feed reader temen-temen, temen-temen klik aja disini


2 komentar:

  1. yup aku berkunjung untuk pertemanan

    BalasHapus
  2. terima kasih atas kunjungannya mas...
    semoga pertemanan ini membawa kebaikan...

    ^_^

    BalasHapus

terima kasih sudah mengunjungi halaman ini, semoga dapat bermanfa'at....jika teman-teman ingin belajar untuk menulis dan menerbitkan buku sendiri teman-teman bisa mendapatkan panduannya dari seorang penulis buku best seller dan pemilik mujahid press, silakan klik disini